Selasa, 25 Desember 2012

Aplikasi Amar Makruf

Melakukan amar makruf merupakan suatu tindakan mulia yang sangat dianjurkan agar orang lain mendapatkan kebaikan. Jika setiap individu sudah menjalankan semua tindakan makruf, maka masyarakat pun akan menikmati kesejahteraan dalam arti seluas-luasnya. Dan apabila setiap anggota masyarakat menjalankan tugas sesuai dengan fungsinya, maka akan tercipta keharmonisan dalam komunitas itu. Untuk menjaga agar keharmonisan ini ietap langgeng, maka setiap individu hams menjalankan amar makruf dan nahi munkar dalam bingkai iman yang kokoh.

Dalam menjalankan amar makruf tak ada jalan lain kecuali harus dimulai dari diri sendiri. Sebuah perintah tak akan berkesan kalau yang memerintahkan ser.diri tak melakukannya. Allah swt. sangat mencela orang-orang yang melakukan amar makruf, tetapi dia sendiri tak melakukan apa yang diperintahkannya itu. Perhatikan firman Allah dalarm Surah al-Baqarah [2]: 44:
"Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahalkamu membaca Kitab (Taurat)? Tidakkah kamu mengerti?"
Ayat lain yang berkorelasi dengan ayat ini terdapat pada Surah ash-Shaff [61]: 3 sebagai berikut:
"Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan."
Sinyalemen ayat-ayat ini menegaskan bahwa ada orang dalam masyarakat yang aktif menjadi penganjur kebaikan tetapi dia sendiri tak melakukan apa yang dianjurkannya itu. Orang seperti ini dibenci oleh Allah dan sebenarnya dipertanyakan kewarasannya karena tidak memfungsikan akal yang dikaruniakan Allah padanya. Dengan demikian, aktivitas amar makruf mensyaratkan makruf itu harus terlebih dahulu dijalankan oleh penganjurnya.

Orang bijak sering mencontohkan bahwa dalam melakukan amar makruf dan juga nahi munkar ibarat batu yang terjatuh ke dalam air ia memberi efek gelombang meluas dari lapisan terdekatnya baru meluas sampai ke wilayah (ring) terluar. Seorang kepaia keluarga memulai melaksanakan hal-hal makruf dalam kehidupan sehari-hari, lalu memerintahkan kepada keluarganya serumah baru orang-orang sekitarnya dan kemudian masyarakat luas.

Setiap orang yang menjalankan amar makruf harus dengan cara-cara yang santun, lemah lembut, tidak berlebihan, dan tid?k menyakiti hati orang lain. Abul Abbas dalam kitabnya al-Mishbah al-Munir fx Gharib asy-Syarh al-Kabh menulis sebagai berikut:
"Siapa yang melakukan an.ar makruf maka hendaklnh melakukannya dengan makruf pula, yaitu dengan lemah lembut dan sekedar yang diperlukan (tidak berlebih-lebihan). "[1]
Menurut 'Athiyah ibn Muhammad Salim dalam Syarh al-Arba'ln an-Nawaiviyah bahwa amar makruf harus dilakukan dengan makruf pula, tidak dengan cara kekerasan, demikian juga nahi munkar harus dengan cara cara yang baik.[2] Terdapat beberapa ayat yang menjelaskan pentingnya melakukan amar makruf dengan cara-cara yang baik, persuasif, sar.tun, tidak dengan kekasaran dan kekerasan. Ayat-ayat itu antara lain terdapat pada Surah an-Nahl ([16]: 125)^suf [12]: 108; Ali 'Imran [3]: 159. JSurah an-Nahl [16]: 125 dengan lugas menyebutkan:
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. "
Aktivitas amar makruf dan juga nahi munkar harus terus dibudayakan dalam kehidupan sosial. Harus selalu ada orang yang mengingatkan dengan cara menganjurkan kepada kebaikan dan mencegah dari perbuatan buruk agar semua anggota masyarakat hidup tenteram, sejahtera, dan bahagia lahir batin. Jika semua orang dalam komunitas masyarakat bersikap tidak mau tahu, individualistik, mengabaikan kewajiban sosial, maka masyarakat itu menjadi sakit (patologi sosial). Untuk mencegah patologi sosial, maka aktivitas amar makruf nahi munkar harus terus berjalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar