Dinamika
perjuangan menegakkan hukum Islam (syariat Islam) masih dikobarkan oleh para “pejuang”
penegak khilafah Islamiyah. Mereka mempunyai tekad keras untuk mendirikan Negara
Islam yang berlandaskan pada al-quran dan al-hadis. Romantika masa lalu mengenai
zaman keemasan Islam di Era Rasulullah, Khulafaur Rasyidin, Bani Umayyah, Bani
Abbasyiyah, Turki Utsmani dan lainnya menjadi ghiroh akan kembalinya zaman
keemasan Islam. Namun cara atau langkah yang mereka lakukan, ada yang tidak
mencermin nilai-nilai Islam, seperti pemaksaan, kekerasan, teror, dan bahkan
sampai tindak kriminal dilakukan. Oleh karena itu, apa yang sebenarnya mereka
hendaki? Terciptanya Khilafah Islam atau hanya sekedar ingin mendapatkan kekuasaan
politik semata?
Menelisik
akar sejarahnya, kelompok pejuang penegak Khilafah Islamiyah itu melandaskan
nilai perjuangannya dengan mendirikan beragam organisasi yang mengatasnamakan
Islam, seperti Jamaah Islamiyah (JI), Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), Negara
Islam Indonesia (NII) dan sebagainya. Organisasi semacam itu, menjadi
bayang-bayang yang menakutkan bagi keutuhan NKRI (Negara Kesatuan Republika Indonesia)
dan tentraman rakyat Indonesia.
Mantan Mantiq III Jamaah Islamiyah Nasir
Abbas menyebutkan akar masalah teror di Indonesia bersumber dari NII. Dia
menyebutkan sejak peristiwa bom Kuningan pada 2004 keterlibatan NII sudah
terjadi. "Saat itu kolaborasi Rois alias Iwan Darmawan dengan Noordin M
Top menyusul Bom Bali II, aksi bom 2005 dan 2009.
Namun, kata Mardigu, gerakan Jamaah Islamiyah (JI) itulah yang kini
menjadi panutan atau inspirasi para teroris muda untuk menggoyang keamanan dan
tenteraman negara Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar